Friday, November 14, 2008

Marah…

maka Bersabarlah (Wahai Muhammad terhadap ejekan golongan Yang kafir itu), Dengan cara kesabaran Yang sebaik-baiknya.(QS 70:5)

Sesungguhnya, perintah Allah kepada Muhammad membawa seribu erti tentang berat dan daya-usaha untuk bersabar….

Semalam, saya betul-betul rasa marah dek kejadian yang bertalu-talu. Bermula dengan orang yang tak memberi peluang dan kesempatan kenapa saya bersusah payah mengatur sesuatu sehinggalah kepada masalah kontraktor yang seboleh-bolehnya mengambil peluang untuk “memijak kepala” kita. Dan, apabila marah menguaasai diri, senyum mula hilang di riak wajah dan kita mudah melenting walaupun masalah itu tak sebesar mana. Kita mula hilang pertimbangan dan akhirnya…”meletup”.

Allah Menyuruh kita menahan marah

Iaitu orang-orang Yang mendermakan hartanya pada masa senang dan susah, dan orang-orang Yang menahan kemarahannya, dan orang-orang Yang memaafkan kesalahan orang. dan (ingatlah), Allah mengasihi orang-orang Yang berbuat perkara-perkara Yang baik; (QS 3:134)

Marah yang tidak dikawal akan membawa kepada perkara yang betul-betul diluar jangkaan. Maka tak mustahil, Allah juga meletakkan antara syarat untuk menjadi orang yang bertaqwa adalah orang yang boleh menahan perasaan marahnya agar tidak hilang pertimbangan dan rasional, apatah lagi, sebagai mu’min, kita menangani rasa marah ini seperti mana yang Rasul lakukan.

Bukanlah sebagai alasan, tetapi Rasullullah juga pernah memarahi sahabat-sahabatnya dalam kehidupan sehariannya. Namun yang penting, perasaan marah itu mampu dikawal sebaik-baiknya tanpa menyakiti hati orang lain, dan yang lebih penting, mesej itu tercapai dan memberi kesan.

Menangani Perasaan Marah

Mendekatkan diri dengan Allah

Ubat yang terbaik adalah dari Allah. Mendekatkan diri dengan Allah memberikan seribu kebahagiaan dan ketenangan bagi yang benar-benar mencari Redho Allah. Seorang yang mu’min bukannya takde perasaan marah, malah orang yang mu’min makin berat ujiannya…masakan dia tak tertekan dan “stress”

Membaca Ta'awwudz. Rasulullah bersabda Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A'uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk (H.R. Bukhari Muslim).
Berwudlu. Rasulullah bersabda Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah (H.R. Abud Dawud).

Duduk. Dalam sebuah hadist dikatakan “Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah” (H.R. Abu Dawud).

Diam. Dalam sebuah hadist dikatakan “Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah” (H.R. Ahmad).

Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dengan solatlah kita sujud dan mendamba kasih sayang Allah. Hanya dengan bermunajat, indahnya cinta Allah akan kita rasa. Menangis juga adalah ubat yang sangat baik. Dalam sebuah hadist dikatakan “Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud)”. (H.R. Tirmidzi)

Memaafkan orang lain dan berlapang dada

Berlapang dada atas kekurangan orang lain dapat kita mengenang kita kekurangan diri kita. Jangan terlalu mengharapkan kesempurnaan (terutama suami-isteri) sehingga kita lupa kita juga manusia yang serba kekurangan. InsyaAllah, ego dan sombong kita akan reda dan kemudian masalah dapat diatasi dengan cara yang terbaik.

Allah merakamkan peristiwa berlapang dada dalam surah Al-Mujadalah ayat ke-11 agar sahabat supaya melapang-lapangkan ruang yang sempit untuk duduk dekat belajar dalam majlis ilmu bersama Rasullullah. Apakah dalam masalah sekecil ini kita disuruh berlapang dada sedangkan masalah besar kita tidak disuruh untuk berlapang dada?

Wahai orang-orang Yang beriman! apabila diminta kepada kamu memberi lapang dari tempat duduk kamu (untuk orang lain) maka lapangkanlah seboleh-bolehnya supaya Allah melapangkan (segala halnya) untuk kamu. dan apabila diminta kamu bangun maka bangunlah, supaya Allah meninggikan darjat orang-orang Yang beriman di antara kamu, dan orang-orang Yang diberi ilmu pengetahuan ugama (dari kalangan kamu) - beberapa darjat. dan (ingatlah), Allah Maha mendalam pengetahuannya tentang apa Yang kamu lakukan. (QS 58:11)

Apabila kita berlapang dada, kita mudah memaafkan orang lain dan kita kembali rasional dalam menangani masalah tersebut.

Meminta nasihat dari orang lain

Banyakkanlah bertanya dan meminta nasihat. Saya sendiri banyak bertanya kepada orang yang jauh lebih tua dalam menangani perasaan marah. Kita luahkan “stress” dengan cara terbaik.

Mengubah persepsi ke atas sesuatu dengan sesuatu yang positif

Kita ubah persepsi kita. Jangan mudah bersangka buruk terhadap orang lain. Cuba kita bayangkan bagaimana kalau kita diletakkan dalam situasi yang dia hadapai, adakah kita akan membuat keputusan yang lebih baik?

Kita juga perlu ubah persepsi kita terhadap diri kita sendiri. Ubahlah dan anggap kita bukannya pemarah, tetapi kita pernah melakukan kesilapan dengan memarahi orang lain dan diri kita sendiri. InsyaAllah, ia akan banyak membantu kita membuat saut-satu keputusan

Ya Allah, kau bantulah umat-Mu dalam menangani sifat buruk ini..limpahkanlah rahmat-Mu agar kami menjadi insan yang lebih baik.


Semoga menjadi tauladan untuk bersama, terutama penulis sendiri.

“Bertanggungjawablah atas apa yang kita nukilkan” - Hasrizal Abdul Jamil


Wassalam dan terima kasih kerana membaca
Mohsein
“Abdi yang kerdil”